HEADLINE
latest
berita
randomposts3
berita/block-1

MUSLIMAT NU

MUSLIMAT NU/block-5

GP ANSOR NU

GP ANSOR NU/block-6

FATAYAT NU

FATAYAT NU/block-6

IPNU

IPNU/block-6

IPPNU

IPPNU/block-6

PMII

PMII/block-6

PS PAGAR NUSA

PS PAGAR NUSA/block-6

ISNU

ISNU/block-6

PERGUNU

PERGUNU/block-6

SARBUMUSI

SARBUMUSI/block-8

JQH

JQH/block-8

LDNU

LDNU/block-5

LP MA’ARIF NU

LP MA’ARIF NU/block-2

RMINU

RMINU/block-2

LPNU

LPNU/block-2

LPPNU

LPPNU/block-2

LKKNU

LKKNU/block-2

LAKPESDAM NU

LAKPESDAM NU/block-2

LPBHNU

LPBHNU/block-5

LESBUMI NU

LESBUMI NU/block-2

LAZISNU

LAZISNU/block-2

LWPNU

LWPNU/block-2

LBMNU

LBMNU/block-2

LTMNU

LTMNU/block-2

LKNU

LKNU/block-2

LFNU

LFNU/block-2

LTNNU

LTNNU/block-2

LPBI NU

LPBI NU/block-2

LKQNU

LKQNU/block-2

LPKPNU

LPKPNU/block-5

Latest Articles

1 Safar 1445 H Besok Jumat 18 Agustus 2023 dan Doa Awal Bulan Safar


NU Kudus- Alhamdulillah, tahun 1445 H akan memasuki bulan Safar. Bulan yang jatuh setelah Muharram memiliki keistimewaan. Di akhir bulan Safar umat islam di Indonesia mengenal kearifan lokal berupa Rebo Wekasan. 

1 Safar 1445 H jatuh di hari Jumat Legi, 18 Agustus 2023. Hal ini berlandaskan Surat Keputusan Lembaga Falakiyyah NU Nomor 040-LF-PBNU/VIII/2023.

Dilansir dari laman resmi NU Online awal bulan Safar di hari tersebut karena pada saat rukyatul hilal tanggal 16 Agustus 2023 hilal masih belum tampak. 

" Berdasarkan minimal lima metode ilmu falak qath iy maka pada Rabu Wage 29 Muharram 1445H/16 Agustus 2023 M kedudukan hilal di Indonesia adalah di bawah ufuk (wilayah timur) dan di atas ufuk (wilayah barat). 

Atas dasar tersebut maka awal bulan Shafar 1445 H bertepatan dengan Jumat Legi 18 Agustus 2023 M (mulai malam Jumat) atas dasar istikmal.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama juga menghimbau kepada warga Nahdliyin dimanapun berada untuk mengamalkan doa awal bulan Safar. 

Hal ini bertujuan untuk mendapatkan kemudahan dan keselamatan selama bulan yang akan dilalui. Adapun amalan doa yang bisa diamalkan adalah berikut ini. 

اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيْمَانِ، وَالسَّلامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَالتَّوْفِيْقِ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ

Arab-Latin: Allahumma ahillahu 'alayna bil-amni wal-iiman, was-salaamati wal-Islam, wat-tawfiqi limaa tuhibbu wa tardaa. Rabbuna wa Rabbukallahu.

Artinya: "Ya Allah, jadikanlah bulan ini hadir untuk kami dengan keamanan, iman, keselamatan, Islam, dan taufik untuk apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Allah."

Itulah pengumuman sekaligus amalan yang bisa dijadikan landasan bagi warga Nahdiyin untuk memasuki bulan Safar 1445 H. (Mu'ayyadah). 


Kode Etik Politik Kemenangan

 Kode Etik Politik Kemenangan

Kaji Filsafat Islam Jawa Sosrokartono, Ketua Lakpesdam NU Kudus Raih Doktor


Disertasi UIN Walisongo Semarang dengan judul Struktur Filsafat Islam Jawa dalam Ngelmu dan Laku R.M.P. Sosrokartono yang ditulis oleh Nur Said, Ketua Lakpesdam NU Kudus cukup mencuri perhatian para penguji dan hadirin mengingat salah satu temuannya disamping menformulasikan bangunan filsafat khas Islam Jawa Sosrokartono yang tak lain kakak kandung dari RA Kartini juga ada serpihan kode etik politik kemenangan yang relevan dalam  menghadapi kontestasi politik dalam Pemilu 2024. 

Setiap pemilu digelar disitu sering muncul kerawanan konflik sosial horizontal yang mengkhawatirkan ketahanan keamananan bangsa. Pesta demokrasi yang sering berkiblat pada Barat seringkali tak selaras dengan identitas lokal di Indonesia yang berakar pada ideologi Pancasila, maka perlu memanfaatkan kesadaran budaya dan kecerdasan budaya sebagai solusinya. Dalam temuannya Nur Said, menyebutkan bahwa Sosrokartono yang dikenal sebagai Guru Spiritual Soekarno ini dalam berbagai surat-suratnya berpesan pentingnya menang tanpo ngasorake (menang tanpa merendahkan). Pesan ini ternyata bersayap karena dalam pesan yang lain ia juga menegaskan pentingnya:  Menang, tanpa mejahi, tanpa nyakiti; menang, tan ngrusak ayu, tan ngrusak adil. Yen unggul, sujud bakti marang sesami”  Menang tanpa “membunuh”, tanpa menyakiti, merusak keindahan dan merusak keadilan. Kalau unggul (menang) tunjukkan dengan berbakti kepada sesama. 


Menurut Said yang juga Dosen IAIN Kudus dalam paparannya di hadapan sidang Promosi Doktor 4 Juli 2024 di UIN Walisongo Semarang tersebut, pesan-pesan Sosrokartono tersebut bersifat universal.  Kalau dihubungkan dengan Pemilu, bukan saja ketika Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan siapa pemenangnya saja tetapi juga setelahnya. Kemenangan dalam ini lebih merupakan sikap kejiwaan seseorang. Ini menyangkut integritas dan karakter individu dalam berkontestasi. Kemenangan bisa diperloleh pra pemilu, saat pemilu dan pasca pemilu. Kemenangan sebelum pemilu adalah ketika para kontestan politik siap menang tanpa mejahi tanpa nyakiti (menang tanpa membunuh karakter, kamapanye hitam, tanpa menyakiti). Jangan sampai sebelum pemilu dimulai terjadi pembunuhan (mejahi) karakter seperti kampanye hitam (black campaign) dan berbagai ragamnya melalui para buzzer dan sejenisnya. Demi kemenangan lalu menghalalkan segala cara. Kalau seperti ini cenderung demokrasi liberal. Pola-pola seperti ini tentu menyakitkan bagi yang menjadi korban pembunuhan karakter. 

Kontestan meraih kemenangan sesungguhnya adalah yang berani kalah. Sosrokartono bilang, durung menang yen durung wani kalah (belum pemenang sejati kalu belum berani kalah). Artinya untuk meraih kemenangan harus siap jatuh bangun melalui proses panjang, proses pengkaderan yang berjenjang, tidak ujug-ujug nyalon dengan modal uang langsung jati. Pola seperti ini menurut Sosrokartono bukan pemenang sejati. Demikian paparan Nur Said di depan dewan Penguji yang terdiri dari Prof. Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag. yang diwakili oleh  Prof. Dr. H. Abdul Ghofur, M.Ag. Sekretaris/Penguji; Prof. Dr. Hj. Sri Suhandjati sebagai Promotor/Penguji, Dr. H. Abdul Muhaya, M.A. sebagai Ko-Promotor/Penguji,  Prof. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, M.Ag., M.A. sebagai Penguji Eksternal dari UIN Salatiga, Prof. Dr. H. Suparman Syukur, M.Ag., Dr. H. Anasom, M.Hum., dan Dr. H. Machrus, M.Ag. sebagai masing- masing sebagai penguji internal dari UIN Walisongo Semarang.

Lebih lanjut Nur Said juga menegaskan bahwa ketika pemili berlangsung menang tan ngrusak ayu, tan ngrusak adil juga perlu ditonjolkan. Apa artinya kemengangan kalau dilalui dengan ketidakjujuran misalnya dengan kesaksian palsu, kecurangan dan lainnya. Kalau hal ini terjadi berarti prosesnya telah merusak keadilan (adil). Menurut Nur Said, yang juga Ketua Lakpesdam NU Kabupaten Kudus ini, Menang tanpo ngasorake juga merupakan kode etik moderasi dalam politik kemenangan. Yang menang tidak merasa berbangga dan menonjolkan diri, sedangkan yang kalah tidak berkecil hati dan merasa terhina. Dengan demikian kemangan tetap akan menumbuhkan kekeluargaan, kehangatan dan kasih sayang. Inilah yang dimaksud Yen unggul, sujud bakti marang sesami, oleh Sosrokartono. Maka ketika telah ditetapkan KPU sebagai pemenang, pasca pemilu Sang Menang perlu berbesar hati kalau memang kebijakan pemimpin pendahulunya baik yang wajib diteruskan, namun kalau kebijakan sebelumnya tidak baik perlu direformasi. Bukan waton suloyo, asal beda. 



Hadir dalam sidang Promosi doktor tersebut antara lain Warek 3 IAIN Kudus, Dr. H. Kisbiyanto, M.Pd., Kabiro IAIN Kudus, Drs. H. Muhammad Adnan, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah, Dr. M. Nur Ghufron, M.Si., Wadek 1 Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus, Wakil Direktur Pascasarjana IAIN Kudus, Kaprodi Akidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus dan sejumlah dosen dan kolega civitas akademika IAIN Kudus. Dari jajaran Nahdlatul Ulama hadir juga jajaran PCNU Kudus, Drs. KH. Asyrofi Masyitho, H. Fajar Nugroho dan aktivis Ngaji Alif pengagum ajaran Sosrokartono Yudi Prastiawan. 

Bagian akhir Nur Said optimis, kalau kode etik politik kemenangan ini bisa dipegangi bersama oleh para kontestan, optimis Pemilu 2024 membawa harapan baru dirindukan anak bangsa yaitu kemenangan yang tidak mewariskan dendam, tetapi kemenangan didapat dengan jalan damai, jalan yang benar (tan ngrusak ayu dan tan ngusak adil). 

  





KHUTBAH IDUL ADHA 10 DZULHIJJAH 1444 H


 

KHUTBAH IDUL ADHA
10 DZULHIJJAH 1444 H/29 JUNI 2023 M
PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA
KABUPATEN KUDUS




KHUTBAH IDUL FITRI 1 SYAWAL 1444 H

 KHUTBAH IDUL FITRI 1 SYAWAL 1444 H 

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Kudus







Jadwal Imsakiyyah 1444 H Untuk Daerah Kudus

 Jadwal Imsakiyyah 1444 H Untuk Daerah Kudus












Buku Informasi 1 Abad NU

 










Ulurkan Tangan Demi Kemanusiaan Melalui Open Donasi NU Peduli Kudus

 




Kudus- Akhir tahun 2022 pada bulan Desember Kudus diterpa cuaca ekstrem yang mengakibatkan sejumlah kecamatan terdampak banjir ataupun tanah longsor. Diketahui ada 6 Kecamatan di Kabupaten Kudus yang terdampak adanya cuaca ekstrem. 

Daerah tersebut adalah 1 titik banjir di Kecamatan Jekulo, 2 titik banjir di Kecamatan Kaliwungu, 3 titik banjir di Kecamatan Mejobo, 4 titik banjir di Kecamatan Undaan, dan 5 titik banjir di Kecamatan Jati. Selain banjir, daerah terdampak juga terjadi tanah longsor yang ada di 2 titik Kecamatan Gebog. Banyak masyarakat yang terdampak sekitar lebih dari 5.000 jiwa.

Adanya masyarakat yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor, NU Peduli Kudus membuka open donasi untuk tujuan kemanusiaan. Hal tersebut ditujukan bagi siapapun yang mau berdonasi dengan cara mengirimkan sejumlah uang melalui rekening Bank BTN. Adapun nomor rekeningnya adalah 18201300001176 atas nama LAZISNU Kudus. 

Sementara itu, NU Peduli Kabupaten Kudus juga membuka posko induk yang ada di Jalan Pramuka No. 21 Kudus. Ada lagi 3 lokasi posko yang tersebar di kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Undaan, dan Kecamatan Jati. 

Lokasi posko yang ada di Kecamatan Kaliwungu berada di Desa Setrokalangan tepatnya ada di rumah Bapak Kanis. Desa Undaan Lor (Timur Kampung Sawah) menjadi lokasi posko Kecamatan Undaan. Sementara di Kecamatan Jati lokasi posko ada di Desa Getas Pejaten tepatnya di depan Masjid Baitul Mu’minin.

Informasi adanya NU Peduli Kemanusiaan Kabupaten Kudus yang membuka donasi ini tidak lepas dari struktur organisasinya. Adapun struktur organsiasi NU Peduli Kabupaten Kudus adalah sebagai berikut:

Penanggung Jawab :  Ketua PCNU Kabupaten Kudus

Pengarah :                 1. Drs. KH. Asyrofi Masyitho

                  2. Dr. H. Kisbiyanto

                  3. KH Suudi

                  4. Nyai Hj. Khumaedah

                  5. dr. Hakam

                  6. H.M Sarmanto Hasyim

Ketua :                 Dwi Syaifullah

Wakil Ketua :                 1. Dasa Susila

                  2. Nik Hayati

                 3. Miftahul Amrin Nur

                 4. Nurya Shinta

                 5. Muhlisin

Bendahara :                 H. M. Ihdi Fahmi

Sekretaris :                 M. Arif Muhlisin

Divisi SAR :                 1. Afifuddin

                  2. Noryanto

                  3. Ahmad Arfiyanto

Divisi PUSTADIN :         1. Misbaahul Munir

                  2. Yuda Pradana

Divisi Logistik :         1. M. Zirul Abdul Na’im

                     2. Arif Riyanto

                   3. M. Shochibul Wafa

Divisi REHAB REKON:  1. Sugiono

                  2. Khoirul Umam

                  3. Ani Mukhoyaroh

                  4. Joni Prabowo

                  5. Abdullah Basar

                  6. Nur Imaroh

Divisi Kesehatan :         PC LKNU


Itulah informasi terkait dengan open donasi dan struktur organisasi NU Peduli Kabupaten Kudus.(Mu’ayyadah).




Memerdekakan Hak-hak Anak

 



Memerdekakan Hak-hak Anak

Oleh: Ahmad Fatah


Bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan Negara Kesatuan republik Indonesia. Tentu semua warga negara Indonesia ingin merdeka dan berdaulat, tak terkecuali anak. Anak jangan hanya difahami sebagai manusia yang masih tahap pertumbuhan dan perkembangan tertentu, tapi anak merupakan generasi penerus bangsa dan negara. Dalam Islam, anak merupakan anugerah dan amanah yang harus dididik. Dengan generasi yang berkualitas, tentu suatu bangsa dan negara juga akan semakin maju dan berkualitas juga. Saya berpendapat bahwa anak ada tiga kategori. 


Pertama anak yang memiliki hubungan biologis; hal ini kita jumpai dalam berbagai keluarga. Kedua anak yang memiliki hubungan edukatif; hal ini kita jumpai pada lembaga-lembaga pendidikan baik sekolah, madrasah, pesantren, perguruan tinggi, maupun lembaga-lembaga pendidikan yang lain. 


Ketiga anak yang memiliki hubungan sosial, yaitu anak-anak yang hidup pada masyarakat tertentu dan pada zaman/era tertentu; ini dapat kita jumpai pada seluruh lapisan dimasyarakat. Dengan pemahaman yang menyeluruh dan utuh tentang anak, tentu kita akan sadar dan berkontribusi untuk menyiapkan pendidikan dan kehidupan anak yang lebih baik.


Secara realitas, tentu hak-hak anak belum sepenuhnya merdeka. Misalnya, masih banyaknya kasus-kasus kekerasan pada anak baik dikeluarga maupun masyarakat. Belum lagi problematika perdagangan dan mempekerjakan anak-anak yang masih dibawah umur. Kenyataan lain yang bisa kita lihat adalah, masih adanya Angka Putus Sekolah (APS) diberbagai wilayah di Nusantara. 


Belum lagi masalah-masalah sosial dan kenakalan anak dan remaja. Tentu kita harus berfikir proporsional, memang juga banyak anak-anak yang berprestasi dan memiliki talenta, baik pada level daerah, nasional, bahkan internasional. Oleh karena itu, agar tidak terjadi kesenjangan dalam masyarakat (social disparity), perlu ada penanganan dan pemahaman yang komprehensif dan sinergis dari berbagai pihak; baik dari orangtua, pelaku pendidikan, masyarakat, dan juga pemerintah. 

 

Dengan demikian, momentum kemerdekaan ini idealnya bukan sekedar diperingati seremonial belaka, bukan sekedar dengan hingar bingar saja, melainkan dengan menyadarkan, menyiapkan, dan mengelola masa depan anak bangsa. Dengan cara bagaimana, tentu dengan membekali nilai-nilai religiusitas, pendidikan, kebudayaan dan kebangsaan. Nilai-nilai tersebut sangat penting mengingat anak adalah investasi jangka panjang (long term investment).